Penjelasan tentang usus
Ada dua jenis usus yang kita miliki, yaitu usus kecil dan usus besar. Secara umum, usus kecil berfungsi melanjutkan proses pencernaan makanan. Sementara fungsi usus besar adalah memproses tahap akhir pencernaan makanan.
Apa saja bagian dari usus besar?
Ukuran usus besar memang lebih lebar dibandingkan dengan usus kecil. Tetapi usus besar jauh lebih pendek. Panjang usus kecil kira-kira 6,7 meter, sedangkan usus besar hanya 1,8 meter. Usus kecil terhubung ke usus besar melalui bagian usus yang disebut sekum.
Usus besar atau kolon terdiri dari empat bagian, yaitu kolon asenden, kolon transversum, kolon desenden, dan kolon sigmoid.
Kolon asenden adalah bagian usus besar yang ‘menanjak’ dan terletak di sebelah kanan perut. Kolon transversum ada di bagian atas, dan menghubungkan kolon asenden di kanan ke kolon desenden yang menurun di bagian kiri perut. Kolon sigmoid adalah bagian yang menyambung pada kolon desenden dan berbentuk seperti huruf S. Bagian ini menyambung ke rektum.
Fungsi usus besar dalam sistem pencernaan
Usus besar memiliki peran penting sebagai bagian dari sistem cerna. Beberapa fungsi usus besar meliputi:
1. Menyerap air
Sebagian besar proses pencernaan makanan dan penyerapan nutrisi memang sudah diselesaikan di usus kecil. Namun usus besar membantu penyempurnaan proses pencernaan tersebut dengan menyerap air. Dengan ini, terbentuklah material sisa-sisa pencernaan makanan yang padat untuk dikeluarkan dari tubuh sebagai feses.
2. Menyerap vitamin
Fungsi usus besar selanjutnya adalah membantu penyerapan vitamin yang terbentuk dari aktivitas bakteri-bakteri baik yang memang hidup di kolon. Ada sekitar 700 spesies bakteri baik yang hidup dalam kolon dan membantu dalam menjaga kesehatan kita.
Beberapa fungsi bakteri baik tersebut adalah memecah polisakarida yang belum tercerna menjadi asam lemak yang mudah diserap usus besar. Fermentasi polisakarida tak tercerna ini menghasilkan gas nitrogen, karbondioksida, hydrogen sulphide, dan metana yang dikeluarkan tubuh sebagai flatus (kentut).
Bakteri dalam usus besar juga memproduksi vitamin K serta biotin. Saat kita kekurangan asupan vitamin ini dari makanan, produksi vitamin oleh bakteri tersebut akan sangat membantu untuk menjaga kesehatan.
3. Mengurangi keasaman dan melindungi tubuh dari infeksi
Mukosa pada permukaan usus besar mengeluarkan zat bikarbonat. Zat ini berfungsi menetralisir asam yang dihasilkan oleh asam lemak dan zat-zat pencernaan lainnya dari usus kecil. Lapisan mukosa juga berperan melindungi tubuh dari serangan infeksi mikroba.
4. Memproduksi antibodi
Jaringan limfoid pada usus besar membantu produksi antibodi dan antibodi reaksi silang. Antibodi ini umumnya diciptakan oleh sistem kekebalan tubuhuntuk menjaga agar jumlah bakteri baik tetap normal.
Meski demikian, antibodi tersebut juga bisa bekerja melawan infeksi bakteri jahat guna mencegah terjadinya infeksi.
Sama seperti bagian tubuh lainnya, usus besar juga bisa mengalami gangguan kesehatan. Apa sajakah masalah medis yang bisa mengincar usus besar?
Penyakit yang mengganggu fungsi usus besar
Faktor genetik, pola makan, gaya hidup, dan usia berpotensi menjadi pemicu penyakit yang mengganggu fungsi usus besar. Beberapa gangguan medis yang dapat menjadi masalah di usus besar meliputi:
1. Polip usus besar
Polip usus besar adalah jaringan yang tumbuh berlebih dalam usus besar. Sebagian besar polip tidaklah berbahaya, tetapi ada juga polip yang berisiko berkembang menjadi kanker.
Setiap orang bisa saja terkena polip kolon. Namun orang-orang yang lebih berisiko menderita polip ini adalah mereka yang berusia di atas 50 tahun, pernah mengalami polip, memiliki anggota keluarga yang pernah menderita polip, serta punya riwayat kanker usus besar di dalam keluarga.
Gejala polip kolon antara lain perdarahan saat buang air besar, serta konstipasi atau diare yang tidak sembuh dalam waktu lebih dari tujuh hari. Meski begitu, polip usus besar seringkali tidak menimbulkan gejala apapun.
2. Kolitis ulseratif
Kolitis ulseratif adalah penyakit yang menimbulkan peradangan dan luka pada usus besar. Penyakit ini paling sering mulai muncul pada usia antara 15 hingga 30 tahun, dan kebanyakan muncul karena faktor keturunan.
Gejala-gejala kolitis ulseratif meliputi sakit perut, diare berdarah, penurunan berat badan, tidak nafsu makan, lelah dan lesu, anemia, serta sakit pada persendian.
3. Divertikulosis
Divertikulosis adalah penyakit berupa munculnya kantung-kantung kecil bernama divertikula, yang menonjol dari usus besar. Kondisi ini umum terjadi pada orang lanjut usia.
Para dokter menduga penyebab divertikulosis adalah pola makan kurang serat. Sebagian besar penderitanya juga tidak merasakan gejala apapun.
Jika divertikula terkena infeksi, terjadilah divertikulitis. Gejala divertikulitis bisa berupa sakit perut (terutama di perut bagian kiri), demam, mual dan muntah, kram, serta konstipasi. Pada kasus parah, divertikulitis bisa menyebabkan usus besar tersumbat atau bahkan robek.
4. Kanker usus besar
Kanker usus besar terjadi akibat pertumbuhan sel-sel abnormal di usus besar. Mutasi sel-sel ini belum diketahui penyebabnya.
Namun risiko kanker kolon akan meningkat pada orang yang berusia 50 tahun ke atas, pernah menderita polip kolon, memiliki riwayat kanker kolon di keluarga, menderita kolitis ulseratif atau penyakit Crohn, pola makan tinggi lemak dan rendah serat, serta punya kebiasaan merokok.
Menjaga fungsi usus besar agar tetap normal dan mencegah masalah kesehatan bisa dilakukan dengan langkah-langkah mudah. Mulai dari menerapkan pola makan seimbang, banyak mengonsumsi serat dari sayur dan buah, mencukupi kebutuhan cairan, dan rutin berolahraga.
Apabila ada gejala yang terasa janggal pada saluran pencernaan Anda, jangan dianggap enteng dan periksakan diri ke dokter. Langkah ini akan membantu Anda untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat dari dokter.
Komentar
Posting Komentar